MERINDU RANDANG HITAM
INDONIKMAT.com [sumber : Kompas, Minggu 15 November 2015 | oleh :
Sarie Febriane & Sri Rejeki]
Penggila rendang garis keras kerap merindukan randang itam alias
rendang hitam dengan rasa gurih kelapa yang pekat. Di luar habitat asalnya,
rendang hitam bisa dijumpai dalam dua jenis aliran tekstur daging, yang empuk
dan yang kokoh. Anda suka yang mana?
Tidak ada yang meragukan betapa
lezatnya rendang, masakan yang disebut terenak di dunia berdasarkan hasil
survei situs stasiun televisi CNN.
Meski masakan ini begitu mudah
dijumpai di sejumlah rumah makan Minang di berbagai daerah di Indonesia,
nyatanya rendang hitam dengan kualitas premium belum terlalu banyak beredar,
selain di ranah Minang sendiri. Tungkoe Minang Resto dan Restoran Marco adalah
dua dari segelintir restoran penyaji rendang hitam premium di Jakarta dan
sekitarnya.
Rendang memang masakan tradisional
yang membutuhkan komitmen tinggi dan dedikasi dalam memasaknya. Sekalipun
masakan ini terbuka dengan segala penyesuaian, idealisme untuk berpegang pada
kualitas rendang yang sejati menjadi prinsip yang layak dipertahankan sebab
rendang adalah warisan budaya.
Kesadaran itulah yang melecut
Hendri Syamsul ketika sang ibu memintanya merawat warisan penting di
keluarganya, yaitu resep rendang. ”Mama sudah tua, sudah mulai lupa sama resep.
Coba kamu yang pegang resep Mama,” kata Hendri menirukan ucapan ibunya yang
berasal dari Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Sejak masih duduk di sekolah dasar,
Hendri membantu sang ibu memasak rendang. Memeras kelapa, juga mengaduk santan
di atas tungku. ”Saya bisa sampai enggak sekolah karena prosesnya lama banget,”
kata Hendri.
Meski telah belasan tahun
berprofesi sebagai chef profesional, dahulu Hendri mengaku tak percaya
diri jika harus memasak rendang. Hingga desakan sang Ibu memompa keinginannya
belajar lagi masakan yang sejak kecil sudah diakrabinya itu.
Kemudian, bersama teman masa
kecilnya yang kini rekan bisnis, Achmad Agung Purnomosyidi, Hendri berkeliling
Sumatera Barat menjajal aneka rendang sebelum mendirikan Tungkoe tahun 2014.
Setelah uji coba berbulan-bulan dan meminta banyak orang mencicipi, Achmad
Agung berkesimpulan, formula rendang yang ternyata dirindukan banyak orang di
Jakarta dan sekitarnya adalah rendang hitam kering.
”Awalnya bikin rendang merah juga,
tapi akhirnya untuk menu rendang kami fokus hanya bikin yang lebih otentik,
rendang hitam kering,” kata Zaratul Khairi, rekan Hendri lainnya.
Tungkoe menggunakan daging segar
dari sapi yang belum sampai delapan jam sejak disembelih di Rumah Pemotongan
Hewan. Daging harus segar, bukan daging beku, sehingga masih menyimpan rasa
”manis” daging yang esensial. Bagian daging yang diambil adalah sirloin dengan
lemak yang telah dikikis.
Tantangan memasak rendang hitam
kering, menurut Hendri, adalah kejelian dalam proses karamelisasinya. Serat
daging rendang sekalipun bagian sirloin harus tetap kokoh, tidak menjadi
lembek, apalagi hancur, sekalipun dimasak selama hampir 8 jam. Sebab Tungkoe
memilih bertahan menyajikan rendang hitam kering dengan tekstur daging yang
kokoh, seperti yang lazim dijumpai di ranah Minang. Serat daging yang kokoh ini
tidak sama dengan alot.
Selain itu, lamanya proses
karamelisasi juga jangan sampai memunculkan sentilan rasa pahit. Terakhir,
rendang harus mencapai tingkat kering yang pas dan tidak berminyak. Rendang
hitam kering ala Tungkoe bisa melampaui tiga persoalan krusial tersebut setelah
berkali-kali uji coba.
Kini, rendang hitam Tungkoe tak
hanya dapat dinikmati di restorannya di kawasan Gading Serpong, Tangerang. Berbagai
pilihan menu Minang lain juga tersedia. Sementara, pelanggan juga kerap memilih
layanan pesan-antar masakan langsung melalui telepon atau situsnya www.tungkoe.com.
Mengingat rendang sejatinya juga merupakan
masakan untuk dibawa dalam perjalanan, rendang hitam Tungkoe dikemas ringkas
dalam plastik kedap udara dan kardus kokoh yang aman dibawa hingga ke luar
negeri.
”Duta besar dari suatu negara
sahabat juga kini langganan tetap kami. Rendang kami juga sudah beberapa kali
dibawa sebagai hantaran atau oleh-oleh ke beberapa negara yang memperbolehkan
masakan daging masuk,” ungkap Hendri.
Versi
empuk
Jika Tungkoe mempertahankan tekstur
daging yang kokoh, Restoran Marco menyajikan rendang hitam dengan tekstur
daging yang cenderung empuk dan bumbu yang agak basah. Pilihan ini menyesuaikan
dengan konsep Marco sebagai masakan padang dengan sentuhan rasa peranakan dalam
balutan tampilan yang apik.
Jurus pikat randang itamatau
rendang hitam ala Marco adalah aroma kayu bakar yang menyelubungi daging
rendangnya. Tingkat kepedasannya dibuat sangat ringan sehingga mengakomodasi
kemampuan lidah banyak orang di Jakarta dalam menyecap pedas. Penyesuaian unsur
pedas semacam ini sah saja dengan tetap mempertahankan ciri kegurihan rendang
yang sejati.
Disebut peranakan karena pemilik
restoran ini, Chef Marco Lim, adalah kelahiran Padang berdarah Tionghoa.
Menu-menunya asli Sumatera Barat. Ia tidak tampak melakukan banyak modifikasi
pada masakan, tetapi hanya membuat warna dan rasa sedikit lebih ringan.
Meski hadir di mal-mal megah di
Jakarta, seperti di Plaza Indonesia dan Pacific Place, randang itamala Marco
dipertahankan tetap dimasak di atas kayu bakar selama 6-8 jam. Sebab, justru
aroma kayu bakar ini yang kerap dirindukan orang.
Menurut Marco, api kompor gas yang
stabil menyulitkan proses menghitamkan rendang. ”Untuk menghitamkan rendang,
butuh api kecil yang bisa dilakukan dengan menambah kayu sedikit demi sedikit
ke tungku. Sementara di awal, butuh api besar untuk memasak dagingnya,” kata
Chef Marco.
Rendang hitam ala Marco merupakan
gabungan aneka formula rendang dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Ia butuh
3 bulan atau 90 hari uji coba hingga akhirnya memperoleh randang itam seperti
yang tersaji di restorannya kini. Rendang ala Marco sedap disantap bersama nasi
bertabur serundeng ditambah sayur lodeh, sambal merah, bumbu rendang, dan
kerupuk. Untuk nasinya, Marco mendatangkan beras dari Solok, Sumatera Barat,
yang berkarakter pera tetapi tidak keras
Keywords : merindu,randang,hitam.
Tags : versi empuk,dendeng batokok.
Description : Penggila rending garis keras kerap merindukan randang itam alias
rending hitam dengan rasa gurih kelapa yang pekat. Di luar habitat asalnya,
rendang hitam bisa dijumpai dalam dua jenis aliran tekstur daging, yagn empuk
dan yang kokoh. Anda suka yang mana?
Comments
Post a Comment